Minapadi di Sleman (Foto: Republika) |
Subur Online – Pengembangan konsep mina padi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Selain itu bertujuan mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman padi serta meningkatkan pendapatan petani.
Menurut Ir. Suparmono, MM dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, mina padi kolam dalam di Sleman merupakan kegiatan tanam padi sekaligus kolam ikan. Kegiatan ini dilakukan secara bersamaan dengan perbandingan bagian untuk kolam maksimal 20% dari lahan, dengan kedalaman kolam minimal 80 cm.
Pertimbangan dalam pemilihan lokasi yaitu memiliki sumber air yang cukup selama pemeliharaan. Selain itu, air juga bebas dari cemaran patogen, bahan organik, dan kimia. Hal lain yang perlu untuk diperhatikan adalah lokasi bebas banjir dan dekat dengan pemukiman. Akses jalan juga baik untuk memudahkan pengawasan maupun distribusi benih, pakan, atau pun hasil panen. Adapun jenis tanah hendaknya berlumpur dan berpasir sehingga tanah tidah porous, dengan perbandingan tanah dan pasir 60% : 40%.
Persiapan lahan
Sebelum pengolahan lahan, langkah awal adalah membuat konstruksi kolam dalam dan perbaikan tanggul. Lebar pematang dibuat 75 cm, sementara kedalaman kolam 80 cm diukur dari pelataran padi. Pelataran padi dibuat agak miring sehingga selisih daerah tertinggi dengan terendahnya 20 cm. Lebar dasar kolam dibuat 75 cm.Selanjutnya, tanah diolah dengan membajak tanah saat mulai jenuh air sedalam 20 cm atau lebih dan tidak perlu menunggu tergenang. Setelah pembajakan pertama, lahan dibiarkan tergenang selama 5—7 hari. Selanjutnya, dilakukan pembajakan kedua diikuti penggaruan/perataan.
Untuk menekan laju pertumbuhan gulma yang menganggu pertumbuhan tanaman padi, gulma dan sisa-sisa tanaman perlu dibersihkan. Setelah itu ikuti dengan pembuatan caren dan pemasangan mulsa di pematang.
Setelah konstruksi sawah mina padi selesai, langkah berikutnya melakukan pemupukan dan pengairan sawah. Pupuk kandang/kotoran ayam diberikan sebanyak 5 ton/ha sebagai pupuk dasar yang sangat baik untuk menumbuhkan pakan alami. Di samping itu, berikan kapur dolomit sebanyak 3 sak per 500 m persegi. Jika menggunakan pupuk buatan; urea, TSP, dan KCI diberikan masing-masing sebanyak 1/3 bagian sebagai pupuk dasar dengan cara ditebar saat tanam sekali pemupukan. Takaran pupuk yang diberikan sebaiknya berdasarkan rekomendasi pupuk setempat.
Benih padi yang digunakan berupa varietas unggul yang memenuhi syarat, di antaranya • berdaya hasil tinggi, tahan genangan, tahan rebah, rasa nasi sesuai keinginan petani dan permintaan pasar, serta tahan terhadap hama penyakit utama dan mampu beradaptasi di lokasi setempat. Adapun varietas yang pernah dipakai di Sleman adalah IR 64 (produktivitas 8,82—11,04 ton/ha GKP), Ciherang (9,7—11,20 ton GKP), Mandala (12,01—12,50 ton GKP), Ketan Merah (8,8 ton GKP), Cempo Merah (9,2 ton GKP), serta Makongga (6,8 ton GKG). Adapun persemaian menggunakan 5—6% dari luas yang akan ditanami.
Pengisian air
Setelah 10—15 HST (hari setelah tanam) atau sesudah pemupukan susulan pertama, air dinaikan mengikuti pertumbuhan tanaman. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atau anyaman bambu untuk mencegah keluarnya ikan yang dipelihara dan mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan. Pada pintu pengeluaran air dipasang pelimpasan air untuk menahan air sesuai dengan kebutuhan dan membuang air yang berlebihan saat terjadi hujan.Ketinggian air harus disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan padi. Saat awal pemeliharaan ikan, ketinggian air pada pelataran padi setinggi 40% dari tinggi tanaman padi atau berkisar 10—15 cm. Setelah padi berumur tiga minggu, ketinggian air di pelataran bisa dinaikkan hingga 20—25 cm. Kualitas air yang baik di antaranya dilihat dari pH air pada kisaran 6,5—8,5; Suhu 28—31oC, dan DO 2,5—5.
Pemasangan jaring dan penebaran benih ikan
Jaring sebaiknya dipasang terlebih dahulu sebelum dilakukan penebaran benih ikan. Pemasangan jaring dilakukan untuk menjaga tanaman padi dan ikan dari serangan hama seperti burung emprit dan bangau. Jaring berupa gillnet yang dirangkai dengan tali plastik dan dipasang di atas petakan sawah menggunakan patok bambu. Untuk mencegah berang-berang/regul masuk ke petakan sawah, jaring dipasang pada tepi atau keliling pematang sawah dengan ketinggian sekitar 75 cm.Penebaran benih ikan dilakukan pada saat tanaman padi berumur 7—15 hari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari rusaknya tanaman. Pada umur tersebut, tanaman padi sudah tahan genangan air. Untuk mina padi, pembesaran ikan menggunakan benih ukuran 15—20 g dengan kepadatan 3—5 ekor per m persegi. Sementara ugadi (udang galah dan padi) menggunakan tokolan dengan berat 4—5 g/ekor dengan kepadatan 10 ekor per m persegi.
Pemberian pakan dan panen ikan
Pemberian pakan ikan dilakukan pada pagi dan sore sebanyak 4% dari berat badannya. Pada saat tanaman padi berumur 1—6 minggu, pakan disebar di antara tanaman padi. Sementara saat umur padi 7 minggu dan seterusnya, pakan disebar di kolam dan di kemalir. Adapun kandungan protein pakan yang diberikan berkisar 30%.Panen ikan dapat dilakukan tergantung kondisi. Bisa dilakukan 10 hari sebelum panen padi atau setelah kanopi padi sudah menutup seluruh permukaan tanah. Cara lain, panen ikan dilakukan setelah tanaman padi dipanen, jika varietas padi berumur genjah/pendek. (Rch)
Komentar
Posting Komentar