Kemasan telur ikan gurame (Foto: Istimewa) |
SuburOnline - Tak dapat disangkal bahwa kepadatan benih maupun telur sangat mempengaruhi kondisi kualitas air media pengangkutan. Semakin banyak benih dan telur yang dijejalkan dalam kantong kemasan, semakin banyak pula oksigen terlarut yang dibutuhkan. Otomatis, kandungan oksigen terlarut akan semakin cepat habis.
Untuk pengiriman via angkutan darat, laut, dan udara, Nabila Farm, salah satu pembenih ikan di Yogyakarta, biasa mengemas telur gurame dalam kantong plastik dengan kepadatan 5.000 butir telur per kantong. Selanjutnya, kantong-kantong plastik benih disusun dalam boks styrofoam. Kapasitas satu boks adalah 10 kantong plastik atau 50.000 butir telur gurame. Dalam situsnya, Nabila Farm mengklaim telur dan benih ikan yang dikirim antarpulau mampu bertahan hingga 20 jam.
Senada dengan pendapat Nabila Farm, Surya Mina, kelompok
pembudidaya ikan air tawar yang juga dari Yogyakarta, mengatakan dalam situsnya
bahwa ketahanan telur gurami dalam
kantong plastik dapat mencapai 24 jam. Diakui mereka, hal tersebut telah
melewati beberapa kali uji coba pengiriman. Hasilnya aman dan tingkat
kematiannya sangat kecil.
Adapun Dejeefish,
perusahaan pembenih ikan dari Sukabumi, juga biasa mengirimkan telur dan benih
gurame dalam boks. Untuk telur gurame, satu boks berkapasitas 50.000 butir
telur. Jika dikemas dalam 10 kantong plastik, berarti satu kantong memuat 5.000
ekor telur. Untuk benih gurame ukuran 2—3 cm atau kuku, satu boks memuat 1.000
ekor. Ukuran 4—5 cm atau jempol sebanyak 3.000 ekor per boks, ukuran 6—7 cm
atau silet sebanyak 250 ekor per boks, dan ukuran 7—8 cm atau korek sebanyak
100 ekor per boks. (Rch)
x
Komentar
Posting Komentar