Meskipun masalah pemberian pakan pada ikan lele tampak
sepele, tapi jangan salah. Faktor pakan yang menyedot 60—80% biaya
produksi ini menjadi faktor utama kesuksesan usaha budidaya.
Subur Online – Tak hanya berpengaruh pada
pertumbuhan, pengaturan jadwal pemberian pakan juga terkait erat dengan
masalah kesehatan dan lingkungan. Pakan yang diberikan saat ikan lapar
tentu akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhannya. Namun, pakan yang
diberikan pada saat ikan sedang kenyang atau tak bernafsu makan tentu
akan terbuang sia-sia. Tumpukan sisa pakan yang tak termanfaatkan ini
akan menimbulkan polusi perairan dan meracuni ikan yang dibudidayakan.
Dalam kondisi kesehatan ikan yang tidak fit akibat kurangnya nutrisi,
daya kekebalannya akan menurun. Sedikit goncangan lingkungan sepeeti
suhu menyebabkan ikan mudah stres dan sakit. Dengan pengaturan jadwal
pakan yang baik, dari segi waktu maupun jenisnya, hasil panen yang
diperoleh bisa lebih optimal.
Untuk didapatkan hasil panen yang optimal, baik dari sisi waktu
budidaya dan berat panen, pakan lele harus diatur sedemikian rupa
sehingga panen bisa dilakukan sesuai rencana. Demikian ungkap Surya
Gunawan, pembudidaya lele asal Jambi. “Jadi, pemberian pakan diatur
sesuai dengan tahapan pemeliharaan ikan, mulai dari pemeliharaan induk,
larva, benih, hingga panen ukuran konsumsi,” tambahnya.
Jadwal pemberian pakan berdasarkan umur
Jadwal pemberian pakan tak lepas dari aspek umur ikan lele yang
dibudidayakan. Selain mempertimbangkan besarnya bukaan mulut, juga
kemampuan cerna ikan terhadap bahan baku pakan.
Umur 1—3 hari
Larva belum diberi pakan karena masih ada persediaan kuning telur di tubuhnya.
Umur 4—10 hari
Ukuran tubuh ikan lele berkisar 1—2 cm. Pakan pelet yang diberikan
berupa tepung dengan frekuensi 1—2 kali sehari. Sementara pakan alami
seperti kutu air, cacing sutera, artemia, dan kuning telur juga
diberikan sebanyak 1—2 kali sehari.
Umur 10—21 hari
Ukuran tubuh berkisar 2—4 cm. Pakan pelet yang diberikan masih berupa
serbuk seperti Fengli-FN1, PF 500, 581, atau 581-2. Pakan tersebut
diberikan 1—2 kali sehari. Jika menggunakan cacing sutera, pemberian
pakan dilakukan 2 kali sehari. Pemberian cacing sutera dapat mempercepat
pertumbuhannya.
Umur 21—35 hari
Pada umur ini, ukuran tubuh ikan lele berkisar 4—5 cm. Pakan pelet
yang diberikan berupa butiran kecil seperti PF 1000, FF99, dan 781-2.
Pakan diberikan 2—3 kali sehari. Jika menggunakan ikan rucah, pakan
diberikan 1—2 kali sehari. Pemberian cacing sutera juga bisa dilakukan
untuk mempercepat pertumbuhan pada usia ini.
Umur 35—50 hari
Ukuran tubuh ikan lele berkisar 6—8 cm. Pakan yang diberikan berupa
pelet FF99 atau 781-2, dengan frekuensi 2—3 kali sehari. Adapun ikan
rucah, bekicot, keong mas, ayam mati, atau maggot diberikan 1—2 kali
sehari.
Umur 50—60 hari
Ukuran tubuh berkisar 8—10 cm. Pakan berupa pelet 781-2, diberikan
2—3 kali sehari. Pemberian ikan rucah, bekicot, keong mas, ayam mati,
maggot, atau kecebong dilakukan dengan frekuensi 1—2 kali sehari.
Umur 60—75 hari
Ukuran tubuh berkisar 10—12 cm. Pakan berupa pelet 781-2, diberikan
2—3 kali sehari. Ikan rucah, bekicot, keong mas, ayam mati, maggot,
kecebong, sebanyak 1—2 kali sehari.
Umur 75—85 hari
Ukuran tubuh berkisar 13—15 cm. Pakan berupa pelet 781-2, diberikan
2—3 kali sehari. Ikan rucah, bekicot, keong mas, ayam mati, maggot,
kecebong, sebanyak 1—2 kali sehari.
Umur 85—110 hari
Ukuran tubuh berkisar 16—25 cm. Ukuran ini disebut juga dengan ukuran
sangkal atau konsumsi. Pakan berupa pelet 781-2, diberikan 2—3 kali
sehari. Ikan rucah, bekicot, keong mas, ayam mati, maggot, kecebong,
sebanyak 1—2 kali sehari.
Waktu pemberian pakan
Saat yang tepat untuk memberi pakan perlu mempertimbangkan kebiasaan
sifat alami ikan lele. Pada dasarnya, ikan lele termasuk hewan
nokturnal, yang aktif pada malam hari. Tak heran jika para pemancing
ikan lele di alam beraksi pada malam hari. Pada saat itulah lele
berkeliaran mencari makan.
Sedikit berbeda dengan kebiasaan lele yang diproduksi secara
intensif. Meskipun tetap membawa sifat aslinya, keterbatasan tempat dan
ketersediaan pakan yang cukup membuat lele aktif makan, baik di siang
maupun malam hari.
Sifat alami lele lainnya, yang rakus dalam hal makan, membuat para
pembudidaya memiliki teknik masing-masing dalam penentuan jadwal makan.
Hanya berselang beberapa jam, ikan yang sudah diberi pakan akan kembali
berebut jika diberi pakan kembali.
Namun, sebetulnya ada waktu-waktu efektif untuk menentukan jadwal
pemberian pakan. Suprapto NS, pakar bioflok lele di Indonesia,
mengungkapkan dalam sebuah pelatihan budidaya bahwa jarak pemberian
pakan adalah 7 jam. Pasalnya, jika kurang dari 7 jam, masih terdapat
pakan yang belum habis tercerna di dalam pencernaan. Artinya, jika
pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 pagi, pemberian selanjutnya
pukul 15.00 siang dan 22.00 malam.
Jadwal dan frekuensi pemberian pakan sendiri disesuaikan dengan
sistem atau cara budidaya yang diterapkan. Sebagai contoh, di Farm 165
yang menerapkan sistem Bioflok, pemberian pakan dilakukan sebanyak dua
kali. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 80% dari porsi kenyang ikan.
Pemberian pakan dilakukan pukul 08.00 dan 15.00. Di luar jadwal itu,
lele memakan flok yang terbentuk dari sistem tersebut. Hasilnya, panen
ukuran konsumsi bisa diangkat di usia 3 bulan. (Rch)
Komentar
Posting Komentar