Keberadaan oksigen terlarut dalam air
kolam menduduki posisi sangat penting dalam budidaya ikan. Kekurangan oksigen terlarut tidak
hanya menyebabkan ikan mati lemas karena gangguan pernapasan, tetapi
juga meningkatkan kadar toksisitas perairan akibat proses nitrifikasi
meningkat.
Subur Online – Tidak hanya untuk ikan, keberadaan
oksigen juga dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang,
misalnya fitoplankton dan zooplankton. Begitu pula pada bakteri aerob,
yang berperan mengurai bahan organik. Kekurangan oksigen menyebabkan
bahan organik terurai secara anaerob dan menghasilkan gas-gas beracun.
Untuk mengatasi masalah kurangnya oksigen terlarut, berbagai cara pun
dilakukan untuk memasukkan oksigen ke dalam perairan. Proses ini lazim
dikenal dengan istilah aerasi.
Pada wadah perairan skala luas, seperti tambak, aerasi dengan
penggunaan kincir air lazim dilakukan. Sementara pada kolam atau
budidaya yang relatif sempit atau akuarium, suplai oksigen terlarut
dilakukan dengan aerasi menggunakan aerator.
Kemajuan teknologi mendorong pembuatan aerator dengan daya dorong yang lebih kuat, yaitu blower.
Dengan adanya blower, udara yang disalurkan berkapasitas lebih besar.
Dengan instalasi yang baik, jangkauan aerasi bisa memenuhi kebutuhan
areal perairan yang luas.
Kini, pemecahan masalah oksigen terlarut semakin mudah dengan hadirnya perangkat pemecah aliran udara yang disebut dengan fine bubble diffuser
(FBD). Aliran udara yang keluar dari mulut selang atau pipa dibagi-bagi
menjadi gelembung-gelembung yang sangat halus. Lapisan air pun menjadi
lebih banyak yang terpecah dan oksigen terlarut yang dihasilkan pun
menjadi lebih banyak. Prinsipnya hampir sama dengan batu aerasi yang
digunakan pada akuarium. Namun, gelembung yang dihasilkan fine bubble
defuser jauh lebih kecil sehingga tingkat efisiensi transfer oksigennya (oxygen transfer efficiency, OTE) jauh lebih tinggi.
Penggunaan FBD ini lazim diterapkan pada instalasi pengolah air. Cara kerjanya, udara yang dihasilkan oleh blower disalurkan lewat pipa yang pada bagian tertentu telah dipasang fine bubble defuser.
Udara yang mengalir ini selanjutnya keluar lewat pori-pori yang
berjumlah ribuan dan berukuran mikro. Hembusan udara pun dikeluarkan
dalam bentuk gelembung-gelembung yang sangat halus.
Ragam bentuk fine bubble diffuser
Paling tidak, terdapat tiga model fine bubble diffuser yang beredar di pasaran, yaitu; (1) membrane disc diffuser, (2) dome diffuser, dan (3) tube diffuser.
Keuntungan dan kerugian menggunakan FBD
Tak ada yang sempurna, alat buatan manusia memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, termasuk FGD. Bicara keuntuntungan dan kerugian
yang diperoleh dengan menggunakan FGD, berikut penilaian yang dibuat
oleh National Small Flows Clearinghouse (NSFC), West Virginia
University.
Keuntungan:
- terbukti memiliki nilai OTEs tinggi;
- terbukti menghasilkan efisiensi arerasi yang tinggi berdasarkan jumlah oksigen yang ditransfer per unit power per unit time;
- dapat memenuhi tuntutan kebutuhan oksigen yang tinggi;
- mudah ditempatkan di bagian-bagian cekungan; dan
- hasil emisi senyawa organik yang mudah menguap lebih rendah dibandingkan penggunaan non-porous diffuser atau perangkat aerasi mekanik.
Kelemahan:
- Pori-pori FBD bisa tersumbat akibat aktivitas kimia maupun biologi di dalam perairan. Penyumbatan ini tentu berpengaruh pada performa FBD dalam menyalurkan oksigen. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk membersihkan lempeng FBD secara berkala.
- Pori-pori FBD juga rentan terhadap serangan kimia yang membuat pori-porinya rusak. Diperlukan kontrol dan perawatan rutin untuk mengoptimalkan kinerjanya.
Kinerja optimal FBD ditentukan oleh beberapa parameter di antaranya: pengerakan (fouling); karakteristik perairan (limbah); tipe aliran air; kondisi pengisian udara; bentuk permukaan kolam; tipe diffuser,
ukuran, bentuk, kerapatan, dan tingkat aliran udara; keahlian operator
dalam menginstalasi; serta kualitas kegiatan pencegahan dan perawatan.
Mudahkah pengoperasian dan perawatannya? Tentu saja, jika dilakukan
sesuai dengan prosedur. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
menjaga diffuser tetap bersih secara berkala sehingga bisa
menghemat ongkos perawatan secara keseluruhan. Perawatan pencegahan ini
juga berguna untuk mendeteksi adanya pengerakan pada pori FBD. Beberapa
cara pembersihan yang dilakukan di antaranya dengan menggunakan metode acid washing, alkaline washing, gas injection, high pressure water jetting, dan air bumping.
Untuk budidaya ikan atau udang supra-intensif, penggunaan fine bubble
diffuser sangat direkomendasikan. Dengan kepadatan tinggi, kebutuhan
oksigen yang juga tinggi dapat dipenuhi FBD dengan tingkat efisiensi
transfer oksigen yang lebih baik. (Rch)
Komentar
Posting Komentar