Cara Mudah Budidaya Azolla mycrophilla

Azolla microphylla dikenal sebagai penyedia protein nabati yang cukup tinggi. Kini, tanaman paku air ini mulai banyak dibudidayakan. Selain sebagai penyubur tanah atau perairan, azolla juga dijadikan sebagai pakan untuk ternak ruminansia, unggas, hingga ikan.

Subur Online - Dikenal mampu bersimbiosis dengan alga biru-hijau Anabaena azollae, azolla dapat mengikat nitrogen langsung dari udara bebas. Inilah yang membuat azola berpotensi dijadikan sebagai pakan ternak dan pupuk hijau untuk tanaman. Pada kondisi optimal, azolla tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari.

Azolla mengandung kadar protein yang tinggi, antara 24—30%. Sementara kandungan asam amino esensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996) dalam Akrimin 2002.


Budidaya azolla bisa dibilang relatif mudah. Selain bisa dilakukan dengan cara vegetatif, tanaman ini juga bisa dibiakkan secara generatif. Secara vegetatif, budidaya Azolla microphylla dilakukan dengan tahapan berikut.
  1. Siapkan bibit Azolla microphylla.
  2. Siapkan kolam, petakan sawah, atau bak plastik. Kolam juga bisa berupa kolam terpal atau bak semen. Selanjutnya isi dengan tanah hingga ketinggian sekitar 3—5 cm dan genangi air setinggi 5—7 cm.
  3. Tambahkan pupuk kandang secukupnya atau pupuk SP 36 dengan takaran 6,5 g per meter persegi.
  4. Tebarkan bibit Azolla microphylla dengan jumlah penebaran 50—70 g per meter persegi. Untuk kolam dengan luas 20 meter persegi, bibit azolla yang dibutukan sekitar 1 kg.
Selanjutnya, tunggu selama dua minggu atau lebih dengan menjaga ketinggian air agar jangan sampai kering. Jika sudah menutupi permukaan air, azolla siap dipanen sebanyak 1/3 luas kolam setiap hari jika pertumbuhannya maksimal.

Penggunaan spora, yang terdapat di bawah daun kecil azolla, merupakan cara perbanyakan azolla secara generatif. Spora ini dibungkus oleh kapsul sebesar butiran pasir kecil berwarna kuning. Jika dipecah, terdapat butiran halus seperti tepung berwarna kuning di dalam kapsul tersebut. Itulah spora azolla. Spora ini biasa terdapat pada azolla yang sudah tua. Adapun cara budidaya dengan menggunakan spora sebagai berikut.
  1. Siapkan spora Azolla microphylla. Bisa juga berupa azolla yang sudah tua dan telah kering dan mengandung spora.
  2. Seperti pada perbanyakan vegetatiif, siapkan kolam, petakan sawah, atau bak plastik. Bisa juga dengan menyiapkan kolam terpal atau bak semen. Selanjutnya, isi dengan tanah dengan ketinggian sekitar 2 cm, lalu genangi air setinggi 5 cm.
  3. Tambahkan pupuk kandang atau pupuk SP 36 dengan takaran 6,5 g per meter persegi.
  4. Selanjutnya, taburkan spora Azolla microphylla pada permukaan air dengan takaran 10 g per meter persegi. Caranya, remas azolla yang sudah tua agar spora yang ada dalam kapsul spora pecah. Dengan begitu spora akan menyebar dan tumbuh dengan cepat.
  5. Usahakan agar wadah terkena cahaya matahari.
  6. Selanjutnya, spora Azolla microphylla akan berkecambah pada hari ke-10 dan sebulan setelahnya akan menutup permukaan area. Pada saat tersebut ukuran azolla masih kecil. Pindahkan azolla pada bak yang lebih luas dan biarkan selama 2 minggu hingga diperoleh bibit azolla muda.
  7. Selanjutnya perbanyak kembali seperti halnya memperbanyak dengan menggunakan bibit tanaman muda pada cara vegetatif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya Azolla microphylla
  1. Azolla microphylla membutuhkan cahaya matahari penuh. Jadi, sebaiknya pilih tempat budidaya yang tidak berada di tempat teduh.
  2. Ketinggian air jangan terlalu tinggi. Ketinggian cukup dibuat dangkal karena unsur hara terpenting bagi Azolla microphylla adalah unsur P , yang merupakan hara utama tanaman penting untuk perkembangan akar, anakan, pembungaan awal, serta pematangan, dan terdapat di tanah.
  3. Jika kolam sudah terisi azolla, hindari pemupukan dengan menggunakan pupuk urea karena sentuhan langsung bisa menyebabkan azolla mati. Penggunaan pupuk urea hanya boleh dilakukan pada tahap awal pemupukan kolam atau saat kolam belum diisi. Setelah pemupukan dengan urea, kolam dibiarkan terlebih dulu selama sekitar 2 minggu atau sampai kolam tidak berbau amoniak.
  4. Perhatikan bau pada air pemeliharaan. Bau kolam yang busuk menandakan pupuk kandang belum matang dengan sempurna. Panas pada fermentasi yang masih berlangsung bisa mengakibatkan bibit azolla mati.
  5. Azolla menyukai media berlumpur. Oleh sebab itu, tempat terbaik untuk budidaya azolla adalah kolam tanah. Jika tidak menggunakan kolam tanah, tambahkan media tanah ke dalam wadah pemeliharaan, lalu campurkan kompos ataupupuk kandang dengan ketebalan sekitar 5 cm.
  6. Saat bibit Azolla baru tiba dari pengiriman ekspedisi, letakkan terlebih dulu di tempat teduh dalam bak atau wadah berair dan pupuk kandang selama 2 hari atau lebih. Tunggu sampai bibit azolla terlihat segar, kemudian pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari langsung. (Rch)

Komentar