Begini Cara Memilih Jenis Pakan Lele Sesuai Umurnya

Ada banyak jenis pakan yang bisa diberikan pada ikan lele. Namun, pemberiannya tak bisa sembarangan. Umur dan ukuran ikan lele harus diperhatikan.

Subur Online - Keberadaan pakan yang mudah, instan, dan murah terkendala banyak faktor pembatas. Sulitnya mendapatkan bahan baku serta mahalnya bahan baku pakan menjadi faktor utama. Akibatnya, para pembudidaya pun berusaha mencari pakan alternatif.

Nah, bagi pembudidaya pemula yang masih mengalami kebingungan saat menentukan takaran dan frekuensi pemberian pakan, berikut beberapa jenis pakan yang bisa diberikan pada ikan lele berikut saran penyajiannya.

Kutu air
Kutu air berukuran kecil dan sangat cocok sebagai pakan larva ikan lele. Cara penyajiannya pertama kali dibersihkan setelah diserok dari kolam budidaya. Setelah bersih, kutu air lalu diberikan pada larva. Frekuensi pemberian 1—2 kali sehari dan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah larva.

Cacing sutera
Cacing sutera merupakan pakan alami yang sangat populer di kalangan pembenih ikan. Cara penyajiannya, pertama cacing dibilas setelah dikumpulkan dari sungai atau tempat budidaya. Selanjutnya, endapkan cacing selama 24 jam dalam wadah, lalu berikan pada larva atau benih. Pemberian dilakukan 2 kali sehari. Pemberiannya dilakukan sedikit demi sedikit, menyesuaikan dengan jumlah kebutuhan benih ikan. Pemberian sekaligus dalam jumlah banyak dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas air akibat sisa cacing yang mati.

Pelet
Pelet bisa langsung diberikan pada ikan atau direndam terlebih dulu dengan suplemen maupun probiotik sebelum diberikan. Frekuensi pemberian pelet yaitu 2—3 kali sehari. Penggunaan pelet menyebabkan ikan menjadi lebih mudah lapar. Sebagai patokan, pemberian pelet per hari sebanyak 3—5% dari total bobot ikan yang dipelihara di kolam.

Ayam mati
Cara pemberian dilakukan dengan dibakar terlebih dahulu untuk membuang bulu dan membunuh kuman. Frekuensi pemberian 1—2 kali sehari. Ikan lebih lama lapar karena daging lebih lama dicerna dan mengandung protein tinggi.

Keong mas atau bekicot
Cara pemberian direbus, dicungkil, lalu dicincang. Frekuensi pemberian 1—2 kali sehari. Ikan lebih lama lapar karena daging lebih lama dicerna dan mengandung protein tinggi.

Usus atau kulit ayam
Sebelum diberikan pada ikan lele, usus atau kulit ayam direbus terlebih dulu. Selanjutnya, usus atau kulit dibilas dan dicincang kecil-kecil sesuai bukaan mulut ikan. Frekuensi pemberian usus atau kulit ayam 1—2 kali sehari. Ikan lebih lama lapar karena usus relatif lebih lama dicerna dan mengandung lemak tinggi.

Ikan mati
Ikan mati bisa diberikan dengan dibakar terlebih dulu atau bisa langsung diberikan pada ikan lele. Penggunaan ikan mati sebaiknya tidak menggunakan ikan yang sejenis. Dalam hal ini, ikan lele mati jangan diberikan pada ikan lele hidup. Frekuensi pemberian 2—3 kali sehari. Pemberian ikan mati agak berbeda dengan ayam mati karena ikan lebih mudah dicerna. Tak heran jika ikan juga menjadi lebih cepat lapar.

Limbah sayur
Pemberian limbah sayur ini dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dan menambah serat. Limbah sayur bisa diperoleh dari limbah dapur atau limbah pasar. Limbah sayur yang diperoleh dari pasar hendaknya dicuci bersih terlebih dulu. Hal ini dilakukan untuk membuang zat-zat berbahaya yang menempel pada sayur. Kemudian dikukus untuk membunuh bakteri patogen yang berbahaya. Setelah itu sayur dicincang halus, lalu diberikan pada lele. Frekuensi pemberian limbah sayur setiap 2 hari sekali.

Secara umum, pakan berupa pelet buatan pabrik telah mengandung unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan ikan. Seperti diketahui, ikan pun membutuhkan nutrisi pakan yang lengkap untuk melakukan aktivitasnya. Dengan begitu kandungan nutrisi karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral harus terpenuhi.

Mahalnya pakan pelet buatan meniscayakan penggunaan pakan alternatif. Jika memang demikian, pemberian pakan perlu dikombinasi agar kebutuhan akan nutrisi pendukung pertumbuhan dan aktivitas lele terpenuhi. (Rch)

Komentar