Hanya dalam hitungan hari, daun ashitaba alias ‘daun esok’
enyahkan derita radang hati dan beragam penyakit seperti mioma, asam
urat, kolesterol tinggi, dan ambeien.
Subur Online
– Meski telah tidur semalam, ketika bangun Muhamad Aprilsan merasa tidak
bugar. Pandangannya berkunang-kunang. Begitu hendak bangun dari
peraduan, kepalanya terasa berputar. Dengan susah payah ia memaksakan
diri berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa hari berselang ketika pulang bekerja, pusing dan mual berat
menyerang bersamaan. Ia segera meluncur ke sebuah rumah sakit di Kota
Surabaya, Jawa Timur. Dokter mendiagnosis mengidap radang hati akibat
serangan virus hepatitis B. Ia harus pasrah untuk dirawat di rumah
sakit.
Kerusakan hati
Dalam Majalah Pengujian klinis menunjukkan kadar SGOT dan SGPT Aprilsan
masing-masing di angka 600 U/I dan 800 U/I. Menurut Dr dr H Arijanto
Jonosewj SpPD, angka normal SGOT/SGPT untuk laki-laki masing-masing
berkisar 10 – 38 U/I dan 10 – 41 U/I. Namun, dalam kondisi kecapaian,
kurang beristirahat, atau baru pulih dari penyakit berat, nilai
SGOT/SGPT bisa melonjak lebih dari 3 kali di atas normal dan masih
dianggap aman.
Menurut Ahmad Zain, herbalis di Sidoarjo, Jawa Timur, pemicu
kerusakan hati utamanya kelelahan dalam jangka panjang, kurang
istirahat, atau kekurangan konsumsi glukosa. Dalam jangka panjang,
kekurangan glukosa merusak fungsi hati.
Aprilsan memang kerap memaksakan diri beraktivitas meski kelelahan
mendera. Jabatan kepala urusan proyek memaksanya harus sering bepergian.
Ia juga kerap terlambat makan.
Pada 10 Agustus 2013, Aprilsan diijinkan pulang untuk berlebaran
dengan keluarga. Selang 6 hari, ia mengunjungi Ahmad Zain. Zain pun
memberikan minuman berbahan campuran daun kering ashitaba dan getah
ashitaba Angelica keiskei dan 5 kapsul berisi daun kering ashitaba,
jamur lingzhi, dan daun sukun.
Ahmad Zain menganjurkan Aprilsan untuk kembali esok hari bila
merasakan perubahan. Ternyata, dalam perjalanan ke Surabaya, Aprilsan
merasakan perbedaan. Biasanya ia pusing ketika terguncang dalam
kendaraan. Namun, perjalanan pulang dari tempat Ahmad Zain ia lalui
nyaris tanpa gangguan. Esoknya, ia pun kembali berkunjung ke tempat
praktik Zain. Herbalis itu kembali memberikan 5 kapsul yang ia konsumsi
sekaligus.
“Malamnya saya tidur sangat nyenyak seperti tidak tidur seminggu,”
kata Aprilsan. Hari berikutnya, ia merasakan perubahan luar biasa ketika
bangun tidur. Tidak ada lagi rasa mual, pusing, atau pandangan
berkunang-kunang. Hari itu juga ia menghentikan konsumsi obat dokter.
Selang 2 pekan, tepatnya pada 29 Agustus 2013, Aprilsan berkonsultasi ke
rumah sakit sembari menjalani pengujian laboratorium. Hasilnya
mengejutkan, angka SGOT/SGPT masing-masing menjadi 59 U/I dan 62
U/I.”Saat itu dokter masih menyarankan itirahat total, tetapi saya
menolak. Soalnya sejak saya di rumah sakit, pekerjaan benar-benar
terbengkalai,” kata Aprilsan.
Berbagai penyakit
Menurut Ahmad Zain, ashitaba memperbaiki fungsi hati dengan
mempercepat regenerasi sel-sel yang rusak. Pernyataan itu sejalan dengan
riset Sang Hoon Choi dan Kan Ha Park dari Jurusan Obat Akuatik
Universitas Kunsan, Korea Selatan, pada 2011. Sang dan Kwan memberikan
galaktosamin dan kloroform yang menyebabkan kerusakan hati pada mencit,
lalu memberikan ekstrak metanol. Sebelumnya, mereka memberikan ashitaba
dengan 2 dosis berbeda, yaitu 200 mg dan 500 mg per kg bobot tubuh.
Ternyata, tikus yang diberi 500 mg ashitaba per kg bobot tubuh tidak
menunjukkan kerusakan hati. Dalam laporannya, Sang dan Kwan menyatakan
bahwa ekstrakashitaba menurunkan kadar trigliserida darah dan
meningkatkan kadar HDL (high density lipoproterin) alias kolesterol baik
lantaran kandungan berbagai jenis flavonoid.
Sementara riset Ohnogi H dan rekan di Jurusan Gastroenterologi dan
Hepatologi Molekuler, Universitas Kyoto, Jepang, menemukan senyawa
calkon–jenis senyawa karbn yang lazim dijumpai di di tubuh makhluk
hidup–yang mampu melindungi sistem metabolisme tubuh dengan mengaktifkn
pembentukan protein adiponektin dalam ashitaba.
Protein adiponektin adalah protein vital yang mengendalikan
pembentukan berbagai jenis hormon dan enzim penting untuk kehidupan.
Protein itu juga mencegah terjadinya berbagai masalah kesehatan, mulai
dari obesitas, diabetes, aterosklerosis, sampai kerusakan hati. Saat
tubuh sakit, kemampuan membentuk protein adiponektin berkurang sehingga
laju metabolisme melambat. Asupan ashitaba memperbaiki kemampuan
pembentukan adiponektin, yang ujung-ujungnya mengembalikan kecepatan
metabolisme pada tingkat normal dan mencegah terjadinya kerusakan organ
tubuh vital.
Mohamad Aprilsan tidak sendirian menikmati khasiat ashitaba. Di
Jakarta Barat, Adrianna Bakri Gazali yang 18 tahun terakhir
menggantungkan hidup pada suntikan insulin membuktikan hal serupa.
Adrianna menderita sakit gula alias diabetes mellitus sejak 1990. Pada
Juni 2013 lalu, kadar gula darah Adrianna mencapai 325 mg per dl;
normal, kurang dari 100 mg per dl. Ia lantas menemui Ning Harmanto,
herbalis di Jakarta Utara, yang membuatkan ramuan dengan bahan utama
ekstrak daun ashitaba. Setelah mengonsumsi racikan itu selama 2 minggu,
kadar gula Adrianna turun menjadi 205 mg per dl.
Dwi Ranny Pertiwi Zarman, pengusaha di Bekasi, Jawa Barat, juga
membuktikan khaiat kerabat aster itu. Dalam dinding rahim perempuan
kelahiran Bandung itu tumbuh mioma sepanjang 3,4 cm. Setiap 15 menit ia
berkemih sehingga nyaris tidak bisa tidur. Siklus menstruasi pun kacau.
Pada Maret 2013, ia mengonsumsi 4 kapsul berisi campuran beragan herbal
antara lain rajangan kering daun ashitaba dan rimpang temumangga setiap
hari. Pada bulan ketiga konsumsi, siklus datang bulannya lancar kembali.
Saat memeriksakan diri di sebuah rumah sakit di Kta Bekasi, mioma di
rahimnya mengecil, menjadi 2,8 cm.
Di Surabaya juga ada Wisnu Wardhana dan Agus Irawan yang terbebas
dari derita asam urat dan kolesterol tinggi. Wisnu bahkan telah
bolak-baik ke dokter hingga 15 kali tanpa merasakan perubahan berarti.
Sementara Didik Waluyo yang menderita hemoroid alias ambeien sempat
menerima vonis operasi dari dokter spesialis penyakit dalam. Namun,
trauma operasi membuat Didik mencoba terapi herbal menggunakan paduan
ashitaba, daun pegagan, dan daun wungu. Ternyata paduan itu ampuh
meredakan derita aambeien Didik tanpa harus perasi. Kehidupan seorang
penderita jantung kroner di Yogyakarta dan penderita fistula ani di
Jakarta pun kembali normal paskakonsumsi teratur kapsul ashitaba. [Sumber: Trubus
No. 527 Oktober 2013/XLIV]
Komentar
Posting Komentar